Intervensi Inggris Dan US Atas Hukum di Indonesia
Berbicara mengenai politik siapapun itu yang menjadi aktor politik atau politikus tidak akan mengenal yang namanya teman kawan.
Terkadang lawan juga bisa menjadi kawan ketika ternyata terjadi kecocokan atau jika dirasa ada kesamaan kepentingan didalamnya.
Begitu pula apa yang kemudian terjadi dengan dokter subandrio yang pernah menjadi kepala badan pusat intelijen sekaligus perdana menteri di masa presiden soekarno.
Ia menduduki kursi penting di institusi intelijen yang baru yang dibentuk pada November 1959. Ia juga turut berperan dalam usaha-usaha penumpasan PRRI/Permesta bersisian langkah dengan duet Presiden Sukarno dan Jenderal Nasution.
fakta unik mengenai vonis hukuman kepada sosok subandrio pasca tragedi gerakan 30 september 1965 masih meninggalkan banyak kontroversi didalamnya.
Pasalnya ia sendiri dituduh terlibat dalam peristiwa berdarah G 40 S PKI, Bahkan Di media citranya pun kian memburuk. Ia disebut sebagai Durna yang licik terlebih tuduhan itu kian meluas tat kala debagian besar gembong Orde Lama yang merupakan loyalis Sukarno dicap sebagai komunis.
Subandrio merupakan salah satu dari sekian banyak menteri-menteri yang diciduk oleh kelompok penumpas PKI yang dipimpin oleh Soeharto. Ia bahkan tangkap setelah sebelumnya sempat meminta perlindungan ke istana namun kala itu, Sukarnopun tak bisa berbuat apa-apa lagi. Pengaruh politiknya melemah setelah serangkaian peristiwa yang mengarahkan pada terkikisnya kekuasaan sang putra fajar tersebut.
Subandrio telah masuk daftar pencarian, jauh sebelum instruksi Soeharto untuk menangkap 15 menteri. Komandan RPKAD, Kolonel Sarwo Edhie Wibowo telah mengerahkan pasukan tanpa inisial untuk memburu Subandrio sejak akhir Februari 1966. Sebagian besar kalangan Angkatan Darat menilai Subandrio berafiliasi dengan PKI. namun
Awal petaka bagi Subandrio adalah terbitnya Supersemar yang memberi mandat kepada Soeharto untuk “mengambil segala tindakan yang dianggap perlu, untuk menjamin keamanan dan ketenangan serta kestabilan jalannya pemerintahan dan jalannya revolusi.
akhirnya pada tahun 1967 setelah subandrio ditahan subandrio divonis hukuman mati, proses hukum terhadap subandrio digelar dalam mahkamah militer luar biasa atau mahmilub.
Namun anehnya dakwaan buat subandrio bukan karena terindikasi terlibat gerakan pki, melainkan pada waktu itu pengadilan memutuskan subandrio bersalah karena subandrio dianggap subversif terkait ucapannya membalas teror dengan kontra teror.
namun ternyata nasib mujur masih menyertai subandrio yang tercatat sebagai duta besar indonesia pertama untuk inggris reputasi subandrio sebagai duta besar dan menteri luar negeri menghindari dirinya dari hukuman mati kawan dari presiden amerika jhonson dan ratu inggris elizabeth mengintervensi terhukum soebandrio dan mengubah vonisnya menjadi penjara seumur hidup.
Dikutip dari New York Times, Ratu Elizabeth II pun turun tangan setelah mendengar kabar itu.
Bersama Presiden Amerika Serikat (AS) Lyndon B. Johnson dan sejumlah pemimpin lainnya, ia meminta agar Dr Soebandrio tak diberikan hukuman mati.
Menurut soebandrio kesalahan saya satu-satunya adalah menjadi pengikut setia bung karno namun kemudian saya tidak menyesal sebab hal itulah yang menjadi tekad dan ini merupakan sebuah resiko bagi semua orang yang berkecimpung di dunia politik.
Dr Soebandrio kemudian dibebaskan pada 1995.
Dr Soebandrio pun kemudian hidup bersama istri keduanya, Sri Kusdyantinah, dan kedua putranya, hingga meninggal pada 3 Juli 2004 di usia 89 tahun.
Komentar
Posting Komentar