Kisah Lengkap Untung Suropati, Sang Jawara Tanah Jawa Dari Pulau bali
Awal perjalanan kisah kepahlawanan sang jawara tanah jawa yakni untung Surapati benar-benar berliku. Untung Surapati, adalah nama samaran ketika proses perjuangannya melawan pemerintahan Hindia Belanda, dimana nama asli sebenarnya adalah Surawiraaji.
Menurut Babad Tanah Jawi, ia berasal dari Bali dan ditemukan oleh Kapten Van Beber, seorang perwira VOC yang ditugaskan di Makassar. Kapten van Beiber kemudian menjualnya kepada pejabat VOC lain di Batavia bernama Endeler Heer Moor.
Sejak penjualan budak tersebut, karir dan kekayaan Moor sebagai tuan baru Surapati telah meningkat pesat. Bocah itu, dianggap sebagai jimat keberuntungan dan itulah sebabnya ia diberi nama "Lucky One". Namun, celaka tak bisa dihindari, ketika umur Surapati beranjak ke 20 tahun, ia yang merupakan Jimat keberuntungan sang tuan, justru dijebloskan kedalam tahanan oleh tuanya sendiri. Seperti diketahui sejarah, bahwa Untung Surapati adalah budak dari orang tua Suzanna Moor, Suzanna moor adalah gadis yang cantik jelita, memiliki kepribadian yang begitu kasih dan tidak pernah membedakan manusia.
Benih-benih cinta untung Surapati dan Suzanna Moor tumbuh seiring dengan sikap pelayanan untung yang begitu berkesan, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menikah diamdiam. Cinta seorang untung yang terhalang jurang prasangka kelas sosial dan tentu bukan hal yang mudah bagi kaum pribumi yang dianggap lebih rendah oleh kaum Belanda.
Hingga akhirnya Ayah Suzanna yang merupakan petinggi VOC kala itu, berang atas pernikahan rahasia budak dan anaknya tersebut, dan memerintahkan Surapati ditangkap dan dijatuhi hukuman mati. untuk menghindari hukum tersebut, akhirnya Surapati melarikan diri dari penjara pemerintah Hindia Belanda dan menjadi pengacau keamanan di wilayah Batavia sebagai bentuk perlawanan.
Dalam pelariannya, untung Surapati juga turut serta merekrut sejumlah laskar rakyat yang juga menentang pendudukan VOC di negeri pertiwi dan menggelar sejumlah aksi sabotase yang sangat meresahkan. Pada tahun 1683, Sultan Ageng Tirtayasa, yakni raja Banten dikalahkan oleh VOC, Putranya Pangeran Purbaya yang juga ikut berperang melawan VOC dapat selamat dan melarikan diri ke Gunung Gede.
dalam pelariannya yang begitu panjang dan pasukannya yang telah lelah berperang, Raden purbaya akhirnya memutuskan untuk menyerah tetapi hanya sudi dijemput oleh agen VOC asli pribumi. Disisi lain untuk memuluskan penguasaan belanda kala itu, Kapten Ruys yakni Kepala Benteng Tanjungpura, telah menemukan rombongan Untung yang tengah menghadapi pelarian. Kapten Ruys kemudian memberikan penawaran kepada Surapati dan memintanya menjadi agen tentara VOC dari pada hidup sebagai buronan. Surapati dipilih karena kepiawaiannya dalam berdiplomasi dan karakternya yang begitu kuat.
Sebelum diberangkatkan Untung Surapati juga mendapat pelatihan militer, dinaikkan pangkatnya menjadi letnan hingga ditugaskan untuk menjemput Pangeran Purbaya yang dalam pelarianya di gunung gede.
Segera Untung menemui Pangeran Purbaya untuk dibawa ke Tanjungpura. Pasukan Vaandrig Kuffeler juga datang dan memperlakukan Pangeran Purbaya dengan kasar. Untung tidak setuju, karena bagi untung bagaimanapun pangeran Purbaya adalah seorang gusti panembahan dan memperlakukan seorang tawanan perang seperti itu adalah kebiadaban.
Hingga pertarungan tak dapat lagi terhindarkan pasukan untung surapati dan tentara Kuffler bertarung di Sungai Cikalong pada tanggal 28 Januari 1684, hingga akhirnya Surapatilah yang memenangkan pertarungan tersebut. Pangeran Purbaya masih tetap diantarkan ke Tanjungpura, tetapi istrinya, Gusik Kusuma meminta Untung untuk membawanya kembali ke Kartasura. Untung Surapati, yang memang sedari awal atas dasar paksaan mengikuti VOC pun setuju berbelot dan segera memecah 2 pasukanya.
Untung Surapati kemudian datang ke Kartasura untuk memberikan Raden Ayu Gusik Kusuma kepada ayahnya yakni Patih Nrangkusuma. Nrangkusuma merupakan tokoh anti VOC yang aktif mendesak Amangkurat II yakni sang raja untuk membatalkan perjanjian dan kerjasama dengan Belanda.
Dalam masa pelarian yang ke 2 ini, suatu ketika Kapten Francois Tack yang merupakan perwira senior VOC tiba di keraton Kartasura pada Februari 1686 untuk menangkap Surapati dan mengeksekusi mati surapati. Amangkurat II, yang juga telah lama mendapat doktrinasi dari patihnya yakni Nrangkusuma mengaku akan membantu VOC dalam penangkapan Surapati.
Pertempuranpun pecah, antara kelompok surapati melawan pasukan Kapten François Tack di halaman istana keraton kertasura. Namun tiba-tiba dari arah belakang pasukan belanda, yakni tentara prajurit dari Amangkurat 2 melaksanakan serangan ke arah VOC, yang kemudian menjadikan pasukan VOC rata dibantai. Secara total 75 orang tentara Belanda tewas begitu juga Kapten François Tack tewas di tangan Untung saat setelah duel sengitnya.
Kiprah Untung Surapati terus berlanjut, ia kemudian berhasil mendirikan kerajaan kecil di Pasuruan atas bantuan Amangkurat 2, untung Surapati menjadi momok gerombolan pasukan yang ditakuti kala itu oleh terutama bagi VOC, pertempuran pecah dimana-mana dan pihak Belanda selalu gagal menangkap untung. Untung Surapati, kemudian memerintah di daerah Pasuruan jawa timur dengan gelar Raden Wiro Negoro saat setelah mengalahkan adi pati Pasuruan yang pro-belanda.
Hingga akhirnya Pada bulan September 1706, gabungan pasukan VOC yang dipimpin Mayor Goovert Knole, menyerbu Pasuruan dengan ribuan tentaranya. Pertempuran tersebut terjadi di benteng Bangil, hingga akhirnya menewaskan Untung Surapati tanggal 17 Oktober 1706.
Begitulah kisah perjuangan surapati yang dimulai dari perbudakannya diusia belia, pengalaman hidup dan percintaan yang menjadikannya seorang jawara tanah jawa hingga menjadikan dirinya sebagai pahlawan rakyat anti VOC hingga gugurnya sebagai sang ksatria.
Komentar
Posting Komentar