Sejarah Pembentukan BPUPKI, Kenapa Jepang Seolah Merestui Kemerdekaan Indonesia?
Pada tahun 1944 Jepang telah menderita kekalahan di banyak front dalam Perang Asia-Pasifik Sementara itu bangsa Indonesia terus berjuang di berbagai bidang baik politik dan perlawanan militer.
Dalam buku Armelia The occupation of Indonesia tahun 2019 janji tersebut disampaikan oleh Perdana Menteri Kuniaki Koiso pada 7 September 1944 dalam sidang luar biasa teikoku genkai yakni Parlemen Jepang ke-85 di Tokyo. Sebelum mempelajari tujuan dibentuknya BPUPKI kami akan menjelaskan terlebih dahulu sejarah terbentuknya BPUPKI.
Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia pada Juni 1944, militer Amerika Serikat mampu merebut seluruh pertahanan Jepang di Pasifik, yaitu, Saipan, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, dan Kepulauan Marshall. Peristiwa ini juga diikuti dengan dipecatnya Perdana Menteri Tojo oleh kekaisaran jepang yang kemudian digantikan oleh Jenderal Kuniaki Koiso.
Dalam masa-masa sulit tersebut, perdana menteri kuniaki koiso terpaksa harus mengambil kebijakan simpati rakyat Indonesia guna memperoleh dukungan moril dan materil dari indonesia. Sesuai janji, pada 1 Maret 1945, Jepang membentuk Badan Persiapan Mandiri Indonesia disingkat (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Cosakai. Dimana Terdiri dari 67 orang anggota.
Adapun Dasar resmi pembentukan BPUPKI tertuang dalam Informasi Gunseikan No 23 ter tanggal 29 Mei 1945. Dari 67 orang tersebut, 60 orang berasal dari Indonesia dan 7 orang adalah dari pihak Jepang. Saat itu, Ketua BPUPKI di pimpin oleh Doktor Kanjeng Raden Tumenggung Radjiman Wedyodiningrat. Sedangkan, wakil ketua BPUPKI saat itu ada dua orang, yakni Ichibangase Yosio dari pihak Jepang dan Raden Pandji Soeroso dari pihak Indonesia.
Di luar para anggota BPUPKI, juga terdapat Badan Tata Usaha sebagai sekretariat BPUPKI yang terdiri dari 60 orang anggota. Ketua Badan Tata Usaha ini ialah Raden Pandji Soeroso, sedangkan wakil ketuanya adalah Masuda Toyohiko dari pihak Jepang, dan Mister Abdul Gafar Pringgodigdo dari pihak Indonesia.
Pembentukan BPUPKI ini karena posisi Jepang terancam serius, Jadi sebenarnya kebijakan pemerintah Jepang dalam membentuk BPUPKI bukan karena kebaikan Jepang, melainkan karena keegoisan jepang yang tetap ingin mengambil simpati rakyat jajahannya.
Jepang ingin mempertahankan sisa-sisa kekuasaannya dengan merebut hati rakyat Indonesia dan melaksanakan kebijakan kolonialnya. Dengan cara ini, Jepang berharap Sekutu akan disambut oleh rakyat Indonesia bukan sebagai pembebas rakyat, tetapi sebagai penjajah negara mereka. Janji Jepang kepada Indonesia seharusnya juga membuat rakyat Indonesia bersimpati dan mendukung Jepang.
Dengan politik 2 kaki ini, harapan jepang adalah mereka mampu membalikan keadaan dan menjadikan indonesia sebagai negara boneka. Namun tentu tokoh nasional revolusi kemerdekaan kala itu juga mengambil sikap politik yang cerdas, dimana para tokoh politik seolah setuju dengan aturan main yang di tetapkan oleh jepang, disisi lain para tokoh nasional berusaha keras membebaskan penjajah dan kolonialisme dari negara lain baik jepang maupun sekutu. Dengan sinergitas tersebut, indonesia akhirnya mampu memposisikan diri sebagai negara pemenang yang mampu mengusir penjajah-nya dengan tangannya sendiri, walaupun tak terhitung lagi banyak darah, keringat, dan air mata yang telah dikorbankan.
Komentar
Posting Komentar