Vibrasi Alam semesta, Hukum LOA PART I (Prof. David R Hawkins)

VIBRASI ALAM SEMESTA PART I



Apakah saat ini anda mencari artikel yang berkaitan dengan LOA (Low of attraction) disini kami akan merangkum tentang perjalanan memahami pengetahuan terhadap dunia ini, tentunya dari sudut pandang hukum LOA, artikel ini akan bersambung dikarenakan pembahasan yang sangat kompleks serta membutuhkan waktu untuk menulisnya, dalam artikel pertama ini akan berisi seseorang yang sanggat berpengaruh dalam pemahaman attaction.

Cara kerja yang sederhana namun bersifat berkesinambungan menjadikan LOA sebagai bentuk refleksi terhadap diri sendiri. Perlu diketahui jurnal dan artikel yang membahas hal ini sudah banyak namun kami membahasnya secara lebih dinamis. Mungkin sebagian besar dari anda mengetahui philosophy ini dari buku The Secret yang telah membahas secara experience atau dalam jurnal jurnal yang mengupasnya secara mendalam.

Dalam banyak penelitian terutama pada penelitian populer seperti yang dilakukan oleh Prof.David. R. Hawkins menerangkan mekanisme alam semesta sebenarnya terhubung pada prinsip diri manusia itu sendiri. Sekilas tentang tokoh satu ini Prof. David R. Hawkins boleh dikata memiliki latar belakang yang unik. Dia adalah seorang dokter ahli jiwa, namun kemudian masuk lebih jauh ke dalam urusan kejiwaan dengan menyadur isu-isu mengenai spiritualitas. Manusia adalah mahluk spiritual yang keseluruhanya ialah energi, begitupula semua hal yang terdapat di alam semesta.

Lebih lanjut Manusia ternyata mengakses serta menarik apa yang ia kehendaki dari apa yang dia rasakan dan apa yang ia yakini. Tentu ada tools yang membantu kita memahami step atau level perasaan manusia yang terkait dengan aksebilitas ini, agar kita tidak mengakses hal yang salah yang berimbas pada diri kita sendiri. tools ini bersifat level/step perasaan yang notabene dibagi menjadi 2 hal penting. Yaitu level Force dan Level Power.

Hawkins telah membuat terobosan besar dalam kajian tentang kesadaran dan spiritualitas yang dilakukan secara ilmiah, bisa diukur (kuantitatif) dan –karena itu pula– bebas dari dogma (non-dogmatis). Sebelumnya, kajian-kajian tentang kesadaran dan spiritualitas bergulat lebih banyak pada hal-hal yang abstrak, tak terukur atau kualitatif.

Hal ini berimbas pada asumsi dogma dogma ideologis manusia bahwa hal yang bersifat ilahi hanya bisa dilakukan oleh orang-orang terpilih baik sebagai pemuka agama maupun mereka yang diberkahi, namun fakta-fakta yang unik ditemukan bahwa siapa saja sebenarnya terhubung, dan selalu saling mempengaruhi, bahkan ia yang disebut sebagai ateis yang tidak mempercayai agama.

Bagaimanakah tools serta mekanismenya? akan kami bahas pada artikel universe bagian selanjutnya. Nantikan artikel kami dengan cara memasukan email berlanganan, dan hal tersebut gratis.



Komentar

Postingan Populer